Dan disaat seperti itu lah dibutuhkan yang namanya sahabat, seseorang yang selalu ada buat kita disaat kita lagi sedih, galau bahkan lagi happy sekalipun. Namun sayang, kadang justru sahabat sendiri pernah bikin kita kecewa dengan sikapnya yang ditujukan ke kita. Gue punya lumayan banyak sahabat, dan gue sayang sama mereka semua. Mereka benar-benar adalah orang yang selalu ada di hati gue. Mikirin kelakuan mereka aja gue bisa senyum-senyum sendiri.
Diantara sekian banyak momen-momen bahagia gue dengan mereka kadang terselip juga hal-hal yang tidak seharusnya terjadi justru terjadi, dan hal itu benar-benar bikin gue kecewa dan sedih. Kalo sama sahabat, gue selalu berpikir yang positif tentang mereka dan untuk yang lain yang termasuk kategori 'teman' dan sederajatnya, gue bisa berpikir positif bahkan negatif ke mereka. Gue gak tau kenapa gue kayak gitu, mungkin dari dulu otak gue udah disetting kayak gitu.
Gue emang tipe orang yang kalo ngomong atau bertindak suka dipikir dulu, bahkan gue sering bertindak konyol hanya untuk bikin mereka senyum dan tertawa. Gue suka bikin orang lain terutama sahabat-sahabat gue sendiri bisa merasa senang dengan kehadiran gue. Tapi kadang gue ngerasa balasan mereka gak setimpal dengan apa yang gue lakuin ke mereka. Bukannya gue perhitungan, tapi hanya aja perasaan gue yang bilang begitu. Gue selalu berupaya memberi yang mereka butuhkan, disaat mereka curhat, gue mendengarkan dan kadang memberi komentar yang positif (gue orangnya juga gak bisa ngasih nasihat2 atau kalimat2 bijak kayak begitu). Intinya gue akan berusaha untuk ada buat mereka disaat mereka membutuhkan dan selalu menjadi pendengar yang baik.
Tapi gue pernah dengar kalimat kalau bahkan orang yang bisa tega terhadap kita justru sahabat sendiri. Jujur gue gak suka kalimat itu. Yang namanya sahabat itu pasti saling menghargai, saling mengasihi, dan yang pasti sangat mengenal kita apa adanya. Berusaha memberikan yang terbaik, itulah sahabat. Tapi ternyata kalimat itu ada benarnya juga.
Disaat gue mulai bersahabat dengannya, gue udah mulai tau sifat2 mereka itu kayak gimana. Intinya jangan menilai orang dari penampilannya aja, yang penting kan hatinya. Nah, mestinya mereka juga tau gimana sifat gue itu, walaupun belum tau secara utuh gue itu gimana tapi pasti mereka taulah gue itu kayak gimana dilihat dari sikap gue sehari-hari.
Nah, disaat gue dah merasa sayang kepada mereka dan gue udah merasa nyaman dengan mereka, kadang hal tak pernah terlintas di otak gue bisa terjadi. Dan hal itu dilakukan sama sahabat gue sendiri. Mereka gak melakukan sesuatu yang agak ekstrem sampe bisa bikin gue shock kok. Seseorang yang udah gue anggap sahabat bisa berbicara dengan kalimat yang gue anggap udah masuk level 'kasar' ke gue. Saat itu gue tau dia lagi bad mood, lagi bete. Tapi hanya ada gue disitu dan ngomong begitu ke gue. Gue ngerasa diri gue rendah banget diperlakukan kayak gitu. Gue ngerasa kecewa dengan sikap dia. Baru kali ini ada sahabat gue yang bisa dengan mudahnya ngomong begitu ke gue. Ini benar-benar bikin gue sedih. Gue sekalipun gak pernah berbicara sekasar itu ke siapapun, bahkan kata 'bego' pun jarang gue ucapin. Kata itu sering gue ucapin lebih ke diri gue sendiri, misalnya 'bego banget sih gue'. Nah, kayak gitu.
Tapi semenjak itu 'feel' gue ke dia menurun sebanyak 5%. Sekarang misal ada yang bilang 'tolol banget lo' atau 'kayak gak punya otak sih jadi orang' ke gue, gue bakal langsung drop saat itu juga. Bahkan kalau kalimat kasar selevel itu bisa dikeluarkan oleh orang yang udah dianggap sahabat, hal itu terasa menyakitkan buat gue pribadi.
Gue kira mungkin karena saat itu dia lagi bete makanya bisa bicara kayak gitu, gue akhirnya memaklumi karena memandang dia sebagai sahabat gue. Namun sayang sekali lagi hal itu terjadi lagi dan kali ini kalimatnya lebih kasar lagi, menurut gue. Saat itu gue cuma bisa diem. Dia diem, gue juga diem. Ketemu pun jadi canggung. Gue itu tipe orang yang kalo udah ketemu sama sahabat sendiri rasa happy bisa langsung naik ke tingkat 100% meskipun dari rumah betenya minta ampun. Yang namanya lagi bete atau kesal bisa hilang dengan sekejap ketika ketemu sama sahabat. Tapi karena sikap sahabat yang baru ditunjukkan ke gue, gue gak tau harus bersikap kayak gimana, seperti biasakah atau pasang muka bete kah?
Gue merasa benar-benar memalukan. Selalu bersikap menjaga perasaan orang lain, tapi sepertinya orang lain gak peduli sama perasaan gue. Gue seperti melakukan hal yang sia-sia. Gue selalu berpikir sebelum berbicara tapi dia seperti asal aja ngomong ke gue. Gue jadi berpikir, apakah cuma sisi gue yang berpikir bahwa selama ini kita sahabat? Apa gue selama ini berharap terlalu banyak? Saat itu gue merasa bingung. Bingung kenapa hal itu bisa terlintas di otak gue? Bukankah selama ini kita bertindak layaknya sahabat? Tapi kalo dipikir, apakah sikap seperti itu yang dilakukan seorang sahabat? Gue selalu bertanya-tanya apakah dia bisa berbicara begitu karena sikap gue? Apa gue juga pernah berbicara seperti itu ke dia? Apa gue udah melakukan suatu kesalahan padanya? Gue bener-bener bingung.
Makin kesini, gue menjadi orang yang semakin sensitif. Jujur, dulu gue orang yang emang cuek. Tapi sekarang ini gue jadi orang yang sangat sensitif. Orang bicara sesuatu kalo gue salah tafsir, gue bisa langsung kesal. Gue merasa ini gak adil. Gue akan merasa hal itu lebih baik apabila orang yang bersangkutan bukanlah termasuk kategori 'sahabat' gue, melainkan hanya orang lain. Karena hal itu bisa bikin gue sedikit lebih tenang dan gak mengacuhkan kalimat-kalimat yang terlontar dari mulutnya, gue akan menganggap dia hanya bercanda karena dia gak tau gue itu orangnya gimana. Tapi apabila orang itu adalah sahabat gue sendiri yang udah pasti tau luar dalem gue kayak gimana, hal itu sangat disayangkan.
Sepertinya emang bener kata orang, hanya ada segelintir orang saja yang bisa dianggap benar-benar sahabat sejati. Dan gue punya 1 orang yang udah gue anggap 'sahabat sejati', udah lama gue milikin dia dan gue gak pernah menyesal sampai sekarang memilih dia menjadi sahabat gue. Thanx dear... Love u....
SHA & PAY forever....